Usaha tambak udang memang memberikan keuntungan yang menjanjikan apabila dilakukan dengan baik dan tepat. Tak hanya sekadar membeli benur dan memberinya pakan, tambak udang juga harus melibatkan biosecurity dalam budidayanya. Hal ini penting untuk mencegah, mengendalikan, sekaligus meminimalisir risiko infeksi sekaligus penyebaran penyakit yang dapat membahayakan udang dalam tambak sekaligus merugikan peternak hingga lingkungan.
Dengan menerapkan biosecurity pada tambak udang secara konsisten dan komprehensif, maka akan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan usaha budidaya udang.
Nah, sebelum kamu memulai bisnis tambak udang, sebaiknya ketahui dulu apa itu biosecurity, manfaat, hingga penerapannya.
Apa Itu Biosecurity?
Biosecurity adalah istilah yang mengacu pada upaya-upaya untuk mencegah, mengendalikan, dan menghilangkan risiko infeksi atau penyebaran penyakit yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, atau lingkungan.
Biosecurity meliputi berbagai kegiatan, seperti vaksinasi, karantina, sterilisasi, pengawasan epidemiologi, pengelolaan limbah biologis, dan perlindungan fasilitas penelitian atau produksi yang menangani agen biologis.
Tujuan utama biosecurity adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan keamanan masyarakat serta menjaga keanekaragaman hayati dan sumber daya alam.
Mengapa Biosecurity Penting untuk Tambak Udang?

Biosecurity pada tambak udang adalah sebuah langkah penting untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit yang dapat merugikan hasil panen udang. Biosecurity meliputi berbagai aspek, mulai dari kualitas benur yang ditebar, sanitasi peralatan dan personel tambak, hingga pengelolaan lingkungan tambak yang sehat dan bersih. Berikut adalah beberapa poin yang perlu diperhatikan dalam menerapkan biosecurity pada tambak udang:
1. Pilih benur yang sudah bersertifikat SPF (Specific Pathogen Free)
Pastikan untuk memilih benur yang memiliki sertifikat SPF atau bebas dari patogen penyebab penyakit udang. Pastikan benur berasal dari sumber yang terpercaya dan memiliki kesehatan yang baik. Lakukan karantina dan aklimatisasi benur sebelum ditebar ke tambak.
2. Jaga kebersihan peralatan dan personil tambak
Gunakan alat yang berbeda untuk setiap kolam tambak dan sterilisasi alat dengan desinfektan sebelum dan sesudah digunakan. Personil tambak juga harus membersihkan diri dengan sabun dan desinfektan sebelum dan sesudah memasuki area tambak. Hindari kontak langsung antara personel tambak dengan udang atau air tambak.
3. Kelola lingkungan tambak dengan baik
Pastikan kualitas air tambak sesuai dengan standar yang dianjurkan untuk budidaya udang. Lakukan monitoring rutin terhadap parameter fisika, kimia, dan biologi air tambak, seperti suhu, pH, salinitas, oksigen terlarut, amonia, nitrit, nitrat, fosfat, plankton, dan lain-lain. Lakukan pengendalian hama dan predator yang dapat mengganggu udang, seperti burung, tikus, kepiting, cacing, dan lain-lain. Lakukan pergantian air tambak secara berkala untuk menjaga keseimbangan lingkungan.
4. Deteksi dini gejala penyakit pada udang
Perhatikan perilaku, nafsu makan, pertumbuhan, dan warna udang secara rutin. Jika ada tanda-tanda penyakit pada udang, seperti lesu, tidak mau makan, tubuh bercak-bercak merah atau putih, mata hitam atau biru, atau kematian massal, segera lakukan isolasi kolam yang terinfeksi dan ambil sampel udang untuk diperiksa di laboratorium. Lakukan pengobatan sesuai dengan rekomendasi dokter hewan atau ahli budidaya udang.
Contoh dan Langkah Penerapan Biosecurity pada Tambak Udang

Melansir dari Disnakkeswan, biosecurity ampuh untuk meminimalkan risiko penularan penyakit di tambak udang. Penyakit-penyakit yang mengintai udang budidaya dapat berasal dari berbagai sumber, seperti virus, bakteri, jamur, parasit, atau hewan avertebrata air. Penerapan biosecurity pada tambak udang sangat penting untuk menjaga kesehatan dan produktivitas udang, serta menekan biaya kerugian akibat penyakit.
Berikut adalah beberapa cara menerapkan biosecurity pada tambak udang:
1. Memilih lokasi dan desain tambak yang sesuai dengan kondisi geografis dan lingkungan
Lokasi tambak sebaiknya jauh dari sumber pencemaran atau infeksi, seperti sungai, saluran irigasi, atau tambak lain yang sakit. Desain tambak sebaiknya memperhatikan aspek sanitasi, drainase, sirkulasi air, dan pengendalian hama.
2. Memilih benih udang yang berkualitas dan bersertifikat bebas patogen
Benih udang sebaiknya berasal dari hatchery yang terpercaya dan memiliki sertifikat SPF (Specific Pathogen Free) atau SPR (Specific Pathogen Resistant). Benih udang juga harus diperiksa kesehatannya sebelum ditebar ke kolam.
3. Menjaga kualitas air dan lingkungan tambak
Air yang digunakan untuk tambak sebaiknya disaring atau diberi perlakuan sebelum masuk ke kolam. Air juga harus dipantau secara rutin untuk mengukur parameter fisika, kimia, dan biologi yang berpengaruh pada pertumbuhan dan kesehatan udang. Lingkungan tambak juga harus dibersihkan dari sampah, lumpur, atau sisa pakan yang dapat menjadi sumber penyakit.
4. Menggunakan pakan yang sesuai dan terjamin kualitasnya
Pakan yang digunakan untuk udang sebaiknya berasal dari pabrik yang terjamin komposisi dan kandungan nutrisinya. Pakan juga harus disimpan dengan baik untuk mencegah kontaminasi atau kerusakan. Pakan segar, seperti ikan rucah atau cacing, sebaiknya dihindari karena dapat membawa patogen.
5. Menerapkan protokol sanitasi yang ketat untuk semua personel dan peralatan tambak
Personel tambak harus menjaga kebersihan diri dan menggunakan alat pelindung diri saat bekerja di tambak. Personel tambak juga harus menghindari kontak langsung dengan udang sakit atau mati. Peralatan tambak harus dibersihkan dan desinfeksi sebelum dan sesudah digunakan. Peralatan tambak juga sebaiknya tidak dipinjamkan atau dipergunakan bersama dengan tambak lain.
6. Mencegah masuknya hama atau predator ke dalam tambak
Hama atau predator, seperti burung, kepiting, tikus, ular, atau ikan liar, dapat merusak infrastruktur tambak atau memangsa udang budidaya. Untuk mencegah masuknya hama atau predator, dapat dilakukan penghalangan fisik, seperti pagar, jaring, atau jerat. Penggunaan pestisida atau racun sebaiknya dihindari karena dapat berbahaya bagi udang dan lingkungan.
7. Mendeteksi dan mengatasi penyakit sejak dini
Penyakit pada udang dapat ditandai dengan perubahan perilaku, warna, bentuk tubuh, atau nafsu makan udang. Jika terdeteksi adanya gejala penyakit pada udang, segera lakukan diagnosis penyebabnya dengan bantuan laboratorium atau ahli kesehatan ikan. Lakukan pengobatan sesuai dengan rekomendasi ahli dengan menggunakan obat-obatan yang aman dan efektif.
Nah, itulah serba serbi mengenai biosecurity pada tambak udang. Kamu bisa mengecek penyakit udang pada budidaya atau tambak udang milikmu dengan mengunjungi situs CeKolam dengan cara kirim sample tambak udang milikmu ke CeKolam, lalu hasil diagnosa akan dikirimkan secepat kilat melalui pesan WhatsApp.
Selanjutnya, tim CeKolam akan memeriksa secara mendalam terkait permasalahan atau penyakit yang menyerang tambak udang milikmu. Tak perlu khawatir tidak akurat, sebab CeKolam menggunakan teknologi RT-PCR RxReady untuk mendiagnosis penyakit udang secara tepat dan akurat, bahkan sebelum gejala awal muncul.
Yuk, jadikan tambak udangmu sehat dan memberikan banyak keuntungan dengan menerapkan biosecurity dan CeKolam!
Referensi:
- https://disnakkeswan.jatengprov.go.id/index.php/read/pentingnya-penerapan-biosecurity-di-sebuah-peternakan
- https://mil.pasca.undip.ac.id/wp-content/uploads/2021/11/8.-Atik-Lestantun-53-58.pdf