IMNV atau Infectious Myonecrosis Virus adalah penyakit yang dapat menyerang udang, terutama udang vannamei. Penyakit yang juga dikenal sebagai penyakit myo ini terbilang ganas dan mematikan, karena merusak jaringan otot lurik pada udang.
Ketika terinfeksi IMNV, kematian pada udang dapat terjadi dalam 9-13 hari. Jika tidak diantisipasi, IMNV dapat menyebabkan kerugian besar bagi petambak udang vannamei.
Wabah IMNV dan Cara Penyebarannya
Menurut laman The Fish Site, wabah IMNV dengan kematian mendadak yang tinggi dapat terjadi karena berbagai faktor. Mulai dari penangkapan dengan jaring, makanan, perubahan salinitas atau suhu yang tiba-tiba, dan lainnya.
Virus ini biasanya menyerang udang vannamei remaja atau dewasa awal, atau mulai dari usia 30 hari sampai menjelang masa panen. Menurut penelitian pada International Journal of Fisheries and Aquatic Studies, awalnya wabah virus ini muncul di Brazil bagian timur laut pada 2002. Lalu menyebar hingga ke Asia Tenggara, termasuk Pulau Jawa.
Karena struktur virus dsRNA yang tidak berselubung, kemungkinan IMNV akan tetap menular dari usus dan kotoran burung laut yang memakan udang mati atau hampir mati di tambak. Oleh karena itu, penyakit ini dapat menyebar di dalam dan di antara tambak oleh feses atau muntahan bangkai udang.
Selain itu, IMNV juga telah terbukti ditularkan dari udang ke udang melalui kanibalisme. Penularan melalui air dan transmisi vertikal dari induk ke keturunan mungkin terjadi. Dengan penularan vertikal, tidak diketahui apakah modusnya transovarium atau kontaminasi telur bertelur.
Gejala Infeksi IMNV pada Udang Vannamei
Menurut laman Sistem Informasi Kesehatan Ikan dan Lingkungan Kabupaten Bekasi, tingkat kematian udang akibat IMNV adalah sekitar 40-60%. Saat virus ini menyerang udang, masa inkubasi hingga muncul gejala adalah sekitar 6 hari, dan rata-rata udang akan mati dalam 13 hari.
Berikut ini beberapa gejala klinis infeksi IMNV pada udang vannamei:
- Perubahan perilaku, udang yang terinfeksi IMNV biasanya akan menepi ke pinggir tambak.
- Munculnya warna putih seperti kapas pada otot daging udang.
- Nekrosis di pangkal ekor udang yang berwarna merah.
- Kulit terkelupas dan bagian ujung ekor berwarna merah.
- Nafsu makan dan daya tahan tubuh udang menurun. Udang jadi mudah terkena berbagai penyakit.
- Pertumbuhan yang lambat dan udang terlihat lemah.
Diagnosis dan Penanganan IMNV pada Udang Vannamei

Diagnosis IMNV dapat dilakukan dengan melihat gejala infeksi pada udang. Pada fase akut penyakit, udang akan menunjukkan gejala berupa area nekrotik putih pada otot lurik (skeletal). Terutama pada segmen perut bagian distal dan ekor, yang dapat menjadi nekrotik dan memerah pada beberapa udang.
Sayangnya, hingga saat ini belum ada obat ataupun vaksin yang tersedia untuk mengobati dan mencegah IMNV pada udang. Namun, disinfeksi telur dan larva merupakan praktik pengelolaan yang direkomendasikan untuk mengurangi potensi kontaminasi IMNV pada telur lainnya.
Upaya Pencegahan IMNV pada Udang Vannamei
Mencegah infeksi IMNV pada pertambakan udang vannamei susah-susah gampang. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan, yaitu:
- Pemilihan Pakan yang Tepat
Pemilihan pakan yang tepat sangat penting untuk mencegah berbagai penyakit pada udang vannamei. Meski tidak menjamin sepenuhnya, ini juga bisa mengurangi risiko IMNV atau penyakit myo.
Pilihlah pakan yang berkualitas dan bernutrisi. Bila perlu, tambahkan vitamin ke dalam pakan, agar daya tahan tubuh udang optimal.
- Manajemen Kualitas Lingkungan dan Air
Tingkat kekeruhan air juga bisa berpengaruh terhadap risiko IMNV pada udang vannamei. Air yang keruh mengandung globules atau partikel kecil. Virus dapat menempel pada partikel yang berukuran lebih dari 5 mikron menggunakan gaya anionik.
Air keruh ini akan mengandung jumlah partikel yang tinggi berperilaku seperti vektor virus. Partikel-partikel ini dapat membawa virus ke badan air pertambakan.
Selain itu, penting juga untuk memerhatikan perubahan cuaca, dan meningkatkan kapasitas drainase untuk mencegah kualitas air tambak memburuk. Bila perlu, tambahkan probiotik untuk menghindari hiperplasia patogen dalam air.
Manfaatkan CeKolam untuk Mendeteksi Penyakit pada Udang

Penyakit pada udang, seperti IMNV, dapat membuat penambak mengalami kerugian besar. Oleh karena itu, penting untuk rutin melakukan pengecekan penyakit pada udang dan benur, dengan CeKolam.
Dengan metode real time PCR (RT-PCR), pengecekan penyakit pada udang oleh CeKolam dilakukan di laboratorium dengan standar emas. Dibanding PCR konvensional, RT-PCR lebih diminati, karena tidak memerlukan penanganan pasca amplifikasi sampel RNA. Jadi, pengecekan lebih cepat dan risiko kontaminasi berkurang.
CeKolam adalah layanan kolaborasi antara perusahaan bioteknologi Nusantics dengan dr. Sidrotun Naim. Dokter yang juga dikenal dengan panggilan Bu Naim ini bahkan memiliki julukan Dokter Udang, lho.
Layanan CeKolam dapat mendeteksi berbagai penyakit pada udang dan benur. Termasuk INMV, Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND), dan White Spot Syndrome Virus (WSSV). Harganya pun terjangkau, mulai dari Rp250.000 saja per sampel.
Tak hanya mengecek penyakit pada udang secara real time, pengecekan dengan CeKolam juga dapat menunjukkan hasil CT value. Layanan CeKolam juga bisa memudahkan kamu karena pengambilan sampelnya sangat fleksibel.
Kamu bisa menentukan waktu pengambilan sampel oleh kurir kapan saja, yang kamu mau. Lalu, hasil pengecekan akan langsung dikirim melalui WhatsApp dalam 3-5 hari sejak pengambilan sampel.
Kalau kamu tertarik menggunakan layanan CeKolam untuk tambak udang kamu, langsung cek informasi lebih lanjut dan lakukan pemesanan melalui cekolam.id!
Referensi:
- https://thefishsite.com/disease-guide/infectious-myonecrosis
- https://sipkali.bekasikab.go.id/imnv.html
- https://doi.org/10.22271/fish.2021.v9.i1e.2424
- https://www.grobest.com/in/news/detail/1145
Leave a Reply