WhatsApp: (+62) 8821877477


Cekolam.id mengatasi EHP sebelum terlambat

Adakah Obat untuk Mengatasi EHP pada Udang?

Tambak udang memiliki potensi besar karena Indonesia memiliki kondisi geografis dan iklim yang cocok untuk budidaya udang. Terdapat beberapa faktor yang mendukung, misalnya iklim tropis yang relatif stabil sepanjang tahun, tingkat kelembapan tinggi, luas wilayah laut yang masif, sumber pakan alami yang melimpah, serta pasar yang besar.

Konsumsi udang di Indonesia dan dunia sangat tinggi, sehingga permintaan udang di Indonesia maupun dunia akan selalu ada. Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang mampu mengekspor udang ke berbagai negara.

Tak hanya itu, tambak udang juga memiliki potensi besar dalam menggerakkan perekonomian dan menyerap tenaga kerja.

Tetapi ada beberapa hambatan utama yang dapat menyebabkan kegagalan panen pada tambak udang. Salah satunya adalah penyakit udang, seperti EHP (enterocytozoon hepatopenaei), yang dapat menyebar dengan cepat dan menyebabkan udang kerdil dan tidak ideal untuk dijual.

Yuk, baca lebih lanjut tentang EHP dan harus bagaimana untuk menjaga tambak bebas EHP!

Mengapa Infeksi EHP Pada Udang Sangat Merugikan?

Mengatasi EHP udang atau rugi total

EHP atau Enterocytozoon hepatopenaei adalah salah satu penyakit udang yang disebabkan oleh parasit mikrosporadian yang menyerang organ hepatopankreas udang. Parasit ini menginfeksi makhluk hidup melalui spora yang menyebar melalui feses, air, terbawa oleh organisme lain, lingkungan, dan lain-lain.

Beberapa hal yang perlu diketahui mengapa EHP perlu diwaspadai dan sangat merugikan, antara lain:

  • EHP dapat menyebabkan stunting pada udang, yaitu kondisi di mana ukuran udang menjadi lebih kecil dari ukuran normal.
  • EHP menyerang organ utama udang, yaitu hepatopankreas. Akibatnya udang tidak dapat mencerna makanan, tidak nafsu makan, tidak dapat meregenerasi sel, dan tingkat kelangsungan hidupnya lebih rendah.
  • Pada tahap awal infeksi biasanya tidak menunjukkan gejala khusus dan membuat petambak lengah. Tanpa disadari, biaya pemeliharaan terus berjalan tetapi akhirnya udang gagal memberikan keuntungan.
  • EHP dapat menyebar dengan cepat melalui air, makanan, dan feses udang yang terinfeksi. Hal ini membuat sulit untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini. 
  • Saat ini belum ada obat atau vaksin yang efektif untuk mengobati atau mencegah EHP pada udang.
  • Spora EHP tidak mudah dibersihkan dan dapat bertahan hingga lebih dari satu tahun tergantung kondisi lingkungan.
  • EHP tidak mudah dideteksi. Mengutip Nature, dalam beberapa kasus EHP tidak dapat dideteksi pada organisme yang terinfeksi. Namun walau tanpa menunjukkan gejala klinis, organisme yang terinfeksi ini tetap dapat menyebarkan infeksi.
  • Dalam kondisi tertentu dapat terjadi infeksi bersamaan dengan penyakit lain, misalnya WFS (white feces syndrome).

Lalu Bagaimana Mengatasi EHP Di Tambak Udang?

Penyebaran penyakit udang sering dikaitkan dengan kualitas air yang buruk dan praktik pengelolaan yang tidak memadai. Dengan demikian, penting bagi pembudidaya udang untuk mengambil langkah-langkah pencegahan penyebaran penyakit dan mengelola tambak secara bertanggung jawab. 

Langkah-langkah ini termasuk pengujian rutin kualitas air, pemeliharaan peralatan dan fasilitas yang tepat, dan penerapan protokol biosekuriti yang menyeluruh. 

Merangkum The Fish Site, CIBA, dan NACA, berikut ini merupakan beberapa langkah mencegah penyebaran EHP di ekosistem tambak udang.

1. Hatchery (Penetasan Telur)

Mengontrol EHP dari tempat penetasan telur dapat dimulai dari membersihkan fasilitas penetasan secara menyeluruh. 

Sebelum memasukkan udang, cuci tempat penetasan telur yang dilanjutkan dengan merendamnya dalam larutan 2.5% sodium hidroksida selama 3 jam, lalu bilas sampai bersih.

Tak hanya tempat penetasan, seluruh peralatan termasuk filter, reservoir, dan pipa-pipa yang digunakan juga harus melewati tahap ini.

Setelah semuanya dibilas bersih, keringkan seluruh peralatan selama 7 hari. Tak sampai di situ, untuk memastikan bebas patogen, peralatan sebaiknya dibilas lagi dengan larutan kaporit yang asam  (200ppm larutan kaporit di pH <4,5).

2. Broodstock (Induk Udang)

Mengontrol EHP dari kelompok induk udang cukup rumit. Terkadang indukan yang tampak sehat dapat membawa EHP di dalam tubuhnya. Untuk mengatasi hal ini, induk udang perlu menjalani karantina dan diperiksa sebelum dipindahkan ke fasilitas hatchery yang bersih.

Feses induk dapat diperiksa menggunakan teknologi PCR untuk memastikan adanya EHP atau tidak.

Untuk mencegah infeksi dari luar, hanya berikan pakan yang sudah teruji bebas EHP, atau pakan yang sudah melewati salah satu tahap berikut:

  • Dibekukan setidaknya dua jam di suhu -20°C
  • Dipanaskan di suhu minimal 72°C selama sepuluh menit
  • Disinari radiasi gamma

3. Pertambakan

Untuk mencegah kerugian besar akibat bibit udang yang pertumbuhannya lambat, petambak udang perlu memastikan bibit udang bebas EHP.

Pemantauan terhadap benur juga perlu dilakukan secara rutin. Waspadalah jika benur makan lebih sedikit dan bagian hepatopankreas terlihat membengkak.

Selain itu, kebersihan kolam perlu dijaga ketat, seperti menjaga kebersihan dasar kolam dari material organik dan memastikan perputaran air bersih.

Dalam upaya mencegah kegagalan panen pada tambak udang, pemilik tambak perlu memperhatikan berbagai faktor yang memengaruhi kesehatan udang dan melakukan manajemen yang baik serta konsisten untuk menjaga keberhasilan budidaya udang.

Cekolam.id membantu mengatasi EHP

Untuk membantu petambak dalam memantau kesehatan udang, Nusantics telah mengembangkan CeKolam, sebuah layanan pemeriksaan penyakit udang berbasis teknologi RT-PCR yang dapat mempercepat dan mempermudah deteksi penyakit udang, termasuk EHP.

Dengan menggunakan layanan CeKolam, petambak udang dapat dengan mudah dan cepat memantau kesehatan udang, sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat dan segera untuk mencegah penyebaran penyakit udang. 

Layanan ini tentunya dapat membantu menghemat waktu dan biaya, serta meningkatkan produktivitas dan keuntungan dari usaha pertambakan.

Jangan ragu untuk menggunakan layanan CeKolam dari Nusantics dan lindungi investasi Anda dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Dengan layanan CeKolam, Anda dapat memastikan kesehatan udang Anda, sehingga Anda dapat fokus pada pengembangan usaha pertambakan dan menghasilkan udang yang berkualitas tinggi.

Untuk informasi dan pemesanan lebih lanjut, kunjungi Cekolam.id!

Referensi:

  • Enterocytozoon Hepatopenaei (EHP). thefishsite.com/disease-guide/enterocytozoon-hepatopenaei-ehp.
  • López-Carvallo, Jesús Antonio. “The Emerging Pathogen Enterocytozoon Hepatopenaei Drives a Degenerative Cyclic Pattern in the Hepatopancreas Microbiome of the Shrimp (Penaeus Vannamei).” Nature, 30 Aug. 2022, www.nature.com/articles/s41598-022-19127-2.
  • Network of Aquaculture Centres in Asia-Pacific. “Fact Sheet on Enterocytozoon Hepatopenaei, a Microsporidian Parasite of Shrimp.” Network of Aquaculture Centres in Asia-Pacific, enaca.org/?id=1064.
  • Otta, S. [PDF] Managing Enterocytozoon Hepatopenaei (EHP), Microsporidial Infections in Vannamei Shrimp Farming: An Advisory | Semantic Scholar. 2016, www.semanticscholar.org/paper/Managing-Enterocytozoon-hepatopenaei-(EHP),-in-An-Otta-Patil/f4d3cb583855139400bc7d0abcfff67bec21ce1f.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *