Penyakit udang merupakan ancaman utama bagi pembudidaya udang di seluruh dunia. Sebab, udang-udang yang terserang penyakit menimbulkan kerugian besar bagi banyak petambak udang, mengakibatkan kerugian finansial yang sangat besar bahkan kehilangan pekerjaan. Hal ini tentu berdampak buruk pada mata pencaharian mereka, serta ekonomi lokal. Salah satu penyakit udang yang ditakuti petambak adalah infeksi EHP pada udang. Patogen ini dianggap sebagai ancaman serius bagi petambak karena kerugian yang ditimbulkan tidak main-main.
Menurut data dari India, tahun 2019-2020 tambak udang mampu menyerap 14 juta pekerja di India dan menghasilkan sekitar 4,89 miliar dolar. Namun akibat serangan EHP, total kerugian dapat mencapai 77 ribu ton udang atau senilai 380 juta dolar.
Tak hanya India, negara di Asia lainnya yang membudidayakan udang seperti Thailand, Vietnam, China, Filipina, juga Indonesia, sudah melaporkan kasus gagal panen akibat EHP.
Apa Itu EHP Pada Udang dan Mengapa Merugikan?

EHP (Enterocytozoon hepatopenaei) merupakan parasit jamur yang menyerang organ hepatopankreas udang. Akibatnya, pertumbuhan udang menjadi sangat lambat, bahkan dalam kasus infeksi kronis dapat menyebabkan kematian.
Mengutip The Fish Site, di tahun 2009 EHP diberi nama dan dikarakterisasi setelah meneliti laporan dari udang Penaeus monodon asal Thailand yang pertumbuhannya lambat.
Walau EHP tidak menjadi penyebab kematian udang, namun udang yang terinfeksi terhambat pertumbuhannya. Hal ini tentu sangat merugikan pertambakan karena udang jauh dari bobot ideal, sedangkan biaya pemeliharaan akan terus berjalan.
Infeksi EHP mengganggu organ hepatopankreas udang, menyebabkan udang tidak dapat mencerna makanannya dengan baik. Karena tidak dapat mencerna, sel-sel rusak tidak dapat diperbaiki, udang menjadi tidak nafsu makan, dan akibatnya udang tumbuh dengan sangat lambat. Selain memperlambat pertumbuhan udang, infeksi EHP juga membuat bobot udang bervariasi, memiliki kulit yang lunak, lemas, dan berperut kosong.
Yang semakin menyulitkan, infeksi EHP juga sejauh ini diketahui tidak menunjukkan tanda atau gejala khusus di tahap awal infeksi, sehingga seringkali disadari oleh petambak saat udang sudah sakit.
Kementerian Agrikultur India juga menambahkan informasi beberapa spesies udang tambak yang dilaporkan mudah terserang EHP, yaitu:
- Penaeus monodon
- P. japonicas
- P. vannamei
- P. meruuiensis
Ketika mencapai organ hepatopankreas udang, spora EHP akan aktif dan menginjeksi sel udang untuk berkembang biak. Setelah dewasa, spora yang matang akan berpindah ke usus udang dan spora akan keluar bersama feses.
Menurut NACA, udang sehat dapat terinfeksi dalam dua minggu ketika berada dalam satu kolam yang sama dengan udang lain yang terinfeksi EHP. Udang juga dapat terinfeksi dalam satu minggu ketika diberi pakan yang juga tercemar atau terinfeksi EHP.
Jika kolam terpapar tanah tanpa memungkinkan untuk membersihkan material organik dan spora, udang-udang dapat terinfeksi dalam waktu 15 hari saja.
Bagaimana EHP Bisa Sangat Menular?
Cepatnya penyebaran infeksi EHP tergantung pada kondisi tambak, misalnya seberapa sering air diganti, kualitas pakan, dan lain-lain.
Salah satu tantangan terbesar di tambak adalah perputaran air yang cenderung berpindah antar kolam saja, sehingga ada kemungkinan infeksi menyebar sangat cepat.
Spora EHP dapat menginfeksi dari berbagai perantara dan antar spesies melalui spora yang masuk ke tubuh udang. Misalnya dari hewan terinfeksi yang sudah mati dan membusuk, air kolam, sedimen, memakan pakan hidup yang terinfeksi, kanibalisme, dan lain-lain.
Spora yang keluar bersama feses dapat tetap menginfeksi selama beberapa waktu tergantung pada kondisi lingkungannya.
Spora EHP memiliki dinding yang tebal dan tidak mudah untuk dinon-aktifkan bahkan dengan kaporit yang tinggi.
Mengutip imbauan CIBA, spora yang berada di suhu ruang dan permukaan yang kering tetap menginfeksi dari dua minggu bahkan satu tahun lamanya.
Sedangkan spora yang terdapat di feses atau bangkai yang mengering di kondisi suhu ruang dapat bertahan hingga enam bulan, namun dapat bertahan hingga lebih dari setahun dalam kondisi lingkungan yang berair.
Walaupun sangat mudah menginfeksi hewan kecil seperti udang dan serangga, belum ada laporan infeksi EHP pada manusia.
Saatnya Pastikan Udang Anda Bebas EHP!

Perlu dicatat bahwa EHP hingga saat ini belum ditemukan obatnya, sehingga penyakit ini hanya bisa dicegah dan belum bisa diobati.
Untuk mencegah bisnis Anda rugi besar dan tidak menambah utang, pastikan benur yang Anda pelihara bebas penyakit dan berkualitas.
Kini dengan bantuan teknologi RT-PCR, pemeriksaan penyakit udang pun dapat dilakukan dengan cepat dan akurat.
Tak hanya EHP, penyakit udang lain yang mengancam gagal panen lainnya seperti WSSV (White Spot Syndrome Virus) dan AHPND (Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease) juga bisa dideteksi segera.
Jika EHP terdeteksi, maka perlu dilakukan pembersihan lingkungan secara menyeluruh dengan protokol biosecurity yang benar agar tidak ada infeksi berulang di kemudian hari.
Nusantics CeKolam menawarkan layanan pengecekan penyakit udang dan benur dengan metode Real Time PCR yang didukung oleh laboratorium dengan gold standard.
Berkolaborasi dengan Dr. Sidrotun Naim, yang akrab disapa Dokter Udang, CeKolam ingin memberikan solusi praktis untuk mendiagnosa permasalahan di tambak, terutama dalam hal penyakit udang.
Ke depannya, tambak udang yang berhasil tidak hanya dapat memberikan keuntungan ekonomi untuk petambak, tetapi juga meningkatkan produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan protein yang terjangkau bagi masyarakat luas.
Ayo wujudkan tambak udang yang sukses dengan benur dan udang yang sehat dimulai dari CeKolam! Untuk informasi lebih lanjut dan pemesanan, klik di sini.
Referensi:
- “Enterocytozoon Hepatopenaei (EHP).” The Fish Site, thefishsite.com/disease-guide/enterocytozoon-hepatopenaei-ehp.
- Network of Aquaculture Centres in Asia-Pacific. “Fact Sheet on Enterocytozoon Hepatopenaei, a Microsporidian Parasite of Shrimp.” Network of Aquaculture Centres in Asia-Pacific, enaca.org/?id=1064.
- Otta, S. [PDF] Managing Enterocytozoon Hepatopenaei (EHP), Microsporidial Infections in Vannamei Shrimp Farming: An Advisory | Semantic Scholar. 2016, www.semanticscholar.org/paper/f4d3cb583855139400bc7d0abcfff67bec21ce1f.
- Patil, P. “Short Communication on an Economic Burden of Infectious Diseases to Indian Shrimp Farming.” IT Medical Team, 11 Feb. 2021, www.itmedicalteam.pl/articles/short-communication-on-an-economic-burden-of-infectious-diseases-to-indian-shrimp-farming-105352.html.
Leave a Reply